Ringkasan Artikel - MANOVA Dua Jalur
STEM-BASED
CURRICULUM AND CREATIVE THINKING IN HIGH SCHOOL STUDENTS
Link Artikel : https://www.mdpi.com/2227-7102/13/12/1195
DOI : https://doi.org/10.3390/educsci13121195
Penulis : Rana Y. Khalil, Hassan Tairab, Ahmad Qablan, Khaleel Alarabi, Yousef Mansour
Pendahuluan
Salah
satu keterampilan abad 21 yang menuntut kemampuan manusia dalam menemukan
solusi dan penyelesaian melalui penyusunan hipotesis hingga pada tahap
pembuktian, penarikan eksimpulan, dan mengkomunikasikan kepada khalayak umum
adalah kemampuan berpikir kritis. Banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pelaksanaan kurikulum berbasis STEM di sekolah mampu merangsang
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. STEM melaksanakan pengajaran
dengan menerapkan pembelajaran interdisipliner yaitu menintegrasikan pembelajaran
dengan bidang ilmu lain yang relevan dan sesuai. Keterbatasan penelitian
sebelumnya tentang penerapan kurikulum berbasis STEM adalah belum melaksanakan
penyelidikan secara langsung terhadap dampak penerapannya untuk meningkatkan
keamampuan berpikir kreatif siswa terutama di Uni Emurat Arab.
Implementasi
dan pelaksanaan kurikulum berbasis STEM ternyata masih bersifat parsial serta
belum adanya penelitian yang secara nyata dan langsung meneliti tentang dampak
dan pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Meskipun dalam
pelaksanaannya belum berjalan dengan maksimal, setidaknya hasil ini dapat
memberikan gambaran untuk memberikan pengetahuan tentang pemahaman seseorang
terhadap kurikulum berbasis STEM. Ketidakmaksimalan ini juga menjadi Batasan bagi
kita dan dapat memberikan pengakuan terhadap keterbatasan dan kelemahan hasil
penelitian dan proses interpretasinya dalam Pendidikan secara umum. Secara
umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur dampak penerapan kurikulum
berbasis STEM terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa tingkat SMA
(Sekolah Menengah Atas)
Metode
Penelitian dilaksanakan
di Sekolah Menengah Atas swasta yang melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum
berbasis STEM dan Common Core Amerika. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan metode kuasi eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur
dampak penerapan kurikulum berbasis STEM sebagai variabel independen terhadap
perkembangan tingkat berpikir kreatif siswa sekolah menengah. Sampel penelitian
dipilih dari siswa kelas 10 dan 12 dengan berbagai ragam latar belakang dan
kewarganegaraan yang dimiliki masing-masing. Kegiatan pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian menganut pembelajran dengan kurikulum berbasis STEM
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan keterampilan abad kedua puluh satu seperti
yang selalu ditekankan pada pembelajaran berbasis STEM. Instrumen dalam penelitian
menggunakan instrument Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) yang sering
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif. Analisis data yang
digunakan adalah analisis multivarian (MANOVA) dua jalur sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian dilakukan
dengan menggunakan MANOVA dua jalur yang didahului dengan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas sebagai berikut
Hasil iji normalitas menunjukkan semua data
berdistribusi normal dengan nilai sig lebih dari 0,05. Pengujian selanjutnya
dengan uji homogenitas diperoleh sebagai berikut
Setelah ememnuhi uji prasyarat, pengujian yang dilakukan adalan dengan uji MANOVA dua jalur dan dihasilkan seperti pada table di bawah
Kesimpulan
Hasil analisis dan
pembahasan dalam peenlitian didapatkan hasil bahwa penerapan kurikulum berbasis
STEM dalam system Pendidikan memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan
pemikiran kreatif siswa dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan
kurikulum tradisional dalam hal metrik kelancaran, fleksibilitas, dan
orisinalitas. Namun, perkembangan metrik elaborasi peserta tetap sama. Selain
itu, hasil temuan juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
tingkat kelas peserta yang belajar dengan kurikulum berbasis STEM terhadap
metrik kelancaran dan elaborasi. Di sisi lain, temuan mengungkapkan bahwa tingkat
kelas tidak berhubungan dengan kurikulum berbasis STEM untuk metrik
fleksibilitas dan orisinalitas.
Komentar
Posting Komentar