Statistik Parametrik

 

MEMILIH STATISTIK INFERENSIAL YANG SESUAI : ANALISIS STATISTIK PARAMETRIK

 

 

MAKALAH

 

 

 

 

 

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Inferensial

Dosen pengampu Prof. Dr. Parno, M.Si.

 

 



 

 

OLEH

IVAN DANAR ADITYA IRAWAN

NIM 230321810991

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

SEPTEMBER 2023


Link File Makalah 

https://drive.google.com/file/d/1-oUIs05IJgrNRvP-VIscrdqU0HGvx4tq/view?usp=sharing

Link File Presentasi


Link Video Presentasi



BAB I

STATISTIK PARAMETRIK

 

DEFINISI

Statistik parametrik adalah analisis statistik yang berkaitan dengan dengan proses inferensi statistik, yaitu proses untuk mengambil kesimpulan dari sebuah permasalahan berdasarkan parameter-parameter tertentu yang ada dalam populasi. Analisis statistik parametrik harus memenuhi beberapa asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis statistik parametrik digunakan sebagai metode analisis utama sebelum penggunaan alternatif statistik non parametrik. Analisis statistik parametrik menghasilkan kesimpulan yang lebih kuat daripada analisis statistik non parametrik[1]


KARAKTERISTIK

Karakteristik khusus statistik parametrik terletak pada jenis data, sampel, dan uji prasyarat statistik[2].

1.      Jenis data

Data yang digunakan untuk statistik parametrik yaitu data berskala interval dan rasio. Analisis statistik parametrik tidak dapat dilakukan pada data skala nominal dan ordinal. Data skala nominal dan data ordinal merupakan data yang sifatnya kategorisasi (sajian data dalam bentuk kategori) sehingga data yang didapatkan tidak terdistribusi normal. Secara lengkap jenis data dijelaskan sebagai berikut[3]:

a.       Skala nominal

Skala nominal adalah penyajian data yang digunakan untuk mengklasifikasikan suatu sampel atau populasi dalam kategori-kategori tertentu. Misalnya sampel yang memiliki jenis kelamin laki-laki dikategorikan dalam angka 1, lalu sampel dengan jenis kelamin perempuan dikategorikan dalam angka 2. Setiap kategori angka hanya mewakili sampel tertentu dan tidak menunjukkan adanya perbedaan tingkatan antara keduanya.

b.      Skala ordinal

Skala ordinal adalah penyajian data yang dilakukan berdasarkan besar kecilnya data dalam kategori tertentu namun tidak dapat diidentifikasi berapa perbedaan antar masing-masing kategori. Misalnya siswa yang mendapat peringkat 1 memiliki nilai lebih tinggi daripada peringkat 2 dan peringkat 3 namun kita tidak mengetahui berapa perbedaan nilai antara peringkat 1 dengan 2, 2 dengan 3, ataupun 1 dengan 3. Kriteria dalam skala ordinal menunjukkan adanya tingkatan tetapi interval antar tingkatan tidak sama.

c.       Skala interval

Skala interval adalah penyajian data yang dilakukan berdasarkan besar kecilnya data dalam kategori tertentu dan sudah diketahui dengan jelas interval antar kategori. Contoh penggunaan skala interval adalah suhu misalnya perbedaan suhu antara 80o F dan 70o F sama dengan perbedaan suhu antara 60o F dengan 50o F.

d.      Skala rasio

Skala rasio dapat didefinisikan sebagai skala yang mengindikasikan besar kecilnya data berdasarkan tingkatan dan memiliki nilai nol mutlak. Secara sederhana skala rasio adalah jenis skala interval dengan titik nol yang bersifat absolut, misalnya jarak rumah ke sekolah. Jika siswa A memiliki jarak rumah ke sekolah 100m dan siswa B memiliki jarak rumah ke sekolah 50m maka dapat dikatakan jarak siswa A dua kali jarak siswa B karena adanya nilai nol mutlak.

 

2.      Pengambilan sampel

Pengambilan sampel pada analisis statistik parametrik diambil dengan teknik random sampling. Hal ini dilakukan agar setiap sampel dalam populasi semua individu memiliki kesempatan yang setara untuk dipilih secara acak. Selain itu jumlah sampel yang baik untuk dilakukan uji statistik parametrik adalah setidaknya 30 sampel karena mendekati kurva normal.

 

3.      Uji Prasyarat

Analisis statistik parametrik dapat dilakukan apabila data sampel memenuhi uji prasyarat yaitu terdistribusi normal dan homogen. Apabila data tidak dapat memenuhi prasyarat tersebut maka proses pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan alternatif statistik non parametrik.

 

C.    UJI PRASYARAT

1.      Uji Normalitas

Sebuah proses uji data sampel yang bertujuan guna mengidentifikasi data terdistribusi normal ataupun tidak disebut dengan uji normalitas. Banyak penelitian yang dilakukan dengan variabel terikat diasumsikan agar terdistribusi normal pada populasi. Artinya, jika penelitian diasumsikan dilakukan terhadap seluruh populasi, maka distribusi normalitas yang didapatkan akan semakin mendekati kurva distribusi normal. Dalam praktik statistik mayoritas membutuhkan asumsi bahwa suatu variabel dari populasi yang diteliti terdistribusi normal[4]. Data yang terdistribusi normal membentuk sebuah kurva yang memiliki bentuk seperti lonceng.

Kurva distribusi normalitas
Sumber : Howell, 2011

Kurva distribusi normalitas membentuk grafik melengkung menyerupai lonceng, Secara umum distribusi normal memiliki peran penting dan fundamental dalam analisis statistik dan sebagai dasar dalam penentuan metode analisis statistik saat ini[5].

2.      Uji Homogenitas

Proses uji yang dilakukan terhadap sampel penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat persamaan varians-varians dari dua buah data sampel atau lebih disebut dengan uji homogenitas. Pengaplikasian uji homogenitas dalam analisis statistik yaitu guna mengidentifikasi apakah dua sampel data atau lebih memiliki sifat homogen atau tidak.

 

D.    CONTOH JENIS ANALISIS

Analisis statistik terdapat berbagai jenis, salah satunya adalah Uji t yang juga dikenal sebagai t-test, merupakan metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data melalui perbandingan nilai rata-rata dari dua kelompok sampel penelitian. Terdapat tiga situasi yang dapat dilakukan pengujian menggunakan t test yaitu a). Dua kelompok independen (misalnya membandingkan antara rerata kelas eksperimen dengan kelas kontrol); b) dua kelompok berpasangan (misalnya membandingkan rerata skor pretest dan posttest dalam satu kelas); dan (c) kelompok sampel dan populasi (misalnya membandingkan rerata dari suatu sampel dengan rerata populasi). Pengujian dengan t-test ini diterapkan guna mengetahui dua kelompok sampel yang dibandingkan mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak. Pengujian dapat dilakukan baik secara manual, excel, dan IBM SPSS[6], [7]. Dalam pengujian dengan t test diawali dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas dan menentukan hipotesis penelitian. Kemudian menentukan mencari hasil t hitung dan selanjutnya dikomparasikan dengan nilai dari tabel t dengan kriteria berikut ini

Apabila t hitung > t tabel berarti hipotesis nol (H0) diabaikan atau terdapat perbedaan signifikan antara kedua sampel.

Apabila t hitung < t tabel berarti hipotesis nol (H0) diterima atau tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua sampel.

a.      Independent sample t test

Uji t sampel independen digunakan untuk mengkomparasikan rerata dari dua kelompok sampel yang tidak saling terikat atau berkaitan. Terdapat beberapa asumsi dalam independent sample t test

·         Kelompok yang diuji tidak terikat satu sama lain (independen).

·         Satu sampel hanya dapat muncul satu kali dalam satu kelompok.

·         Kedua kelompok harus homogen.

t hitung dalam independent sample t test dapat diselesaikan dengan persamaan berikut

b.      Paired sample t test

Uji t sampel berpasangan diaplikasikan guna membandingkan rerata dua kelompok sampel yang saling terkait atau berpasangan. Syarat utama dalam pengujian ini adalah adanya dua kelompok sampel yang saling berpasangan dan data terdistribusi normal serta homogen. Persamaan untuk menentukan t hitung dalam paired sample t test seperti berikut ini :


c.       Single sample t test

Single sample t test diaplikasikan guna membandingkan rerata nilai suatu sampel dengan rerata nilai kelompok yang lebih besar (populasi). Nilai t hitung ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :



 

BAB II

CONTOH KASUS BESERTA  PRAKTIK STATISTIK

 

A.    BEBERAPA CONTOH KASUS YANG SESUAI

1.      Penelitian Nurlaila dan Lufri tentang pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan lembar aktivitas terhadap kompetensi pengetahuan siswa [8].

Latar belakang penelitian didasari pada kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran serta penggunaan model dan bahan ajar yang kurang sesuai. Pada analisis data, dilakukan penggunaan uji t sampel independen setelah melakukan uji prasyarat untuk memeriksa normalitas dan homogenitas data. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data dari kelompok eksperimen memiliki distribusi yang normal dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,200, sedangkan kelompok kontrol memiliki distribusi yang normal dengan sig = 0,069. Uji homogenitas didapatkan angka sig = 0,979 yang berarti bahwa kedua data yang didapatkan bersifat homogen. Terkait dengan hasil uji prasyarat tersebut maka dapat dilakukan uji analisis statistik parametrik dengan independent sample t test. Hasil uji independent sample t test menunjukkan nilai sig = 0,008 yang artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2.      Penelitian Malik dkk tentang usaha dalam proses peningkatan kemampuan problem solving siswa pada materi fluida dinamis[9].

Dalam penelitian ini, digunakan desain one group pretest posttest dengan sampel terdiri dari 30 siswa. Analisis yang dilakukan menggunakan metode statistik parametrik, yang sebelumnya mengikuti uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Kemudian, data dianalisis menggunakan paired sample t-test yang menghasilkan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,000. Hasil ini mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum dan setelah perlakuan dalam penelitian.

3.      Data penelitian skripsi yang bertujuan mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dengan setelah penggunaan modul elektronik dengan pendekatan STEAM berbasis web.

No

Pretest

Posttest

1

30

78

2

33

83

3

25

95

4

45

70

5

30

80

6

48

80

7

33

90

8

53

85

9

55

88

10

28

90

11

33

73

12

18

80

13

18

90

14

48

90

15

33

88

16

30

78

17

30

78

18

35

80

19

30

75

20

38

85

21

50

70

22

33

83

23

35

80

24

15

73

25

30

73

26

40

88

27

30

90

28

30

83

29

18

80

30

45

70

 

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

 

Tests of Normality

 

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

pretest

,170

30

,026

,939

30

,084

posttest

,123

30

,200*

,949

30

,163

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

 

 

Test of Homogeneity of Variances

Nilai 

Levene Statistic

df1

df2

Sig.

2,352

1

58

,131

 

Berdasarkan hasil uji normalitas Saphiro-Wilk yang telah dilakukan diketahui bahwa kedua data pretest dan posttest berdistribusi normal dan berdasarkan hasil uji homogenitas Levene-Statistics menunjukkan bahwa data bersifat homogen. Sehingga pengujian selanjutnya dapat menerapkan analisis statistik parametrik uji t berpasangan.

 

 

 

 

B.     PRAKTIK STATISTIK SECARA MANUAL TERHADAP KASUS

1.      Membuat hipotesis penelitian

·         H0 = Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

·         H1 = Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

2.      Membuat hipotesis statistik

3.      Membuat taraf signifikansi

4.      Pedoman penarikan kesimpulan

·  Jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul

·     Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul

5.      Menghitung nilai t hitung dan t tabel

a.      Tabel bantuan

No

Pre(X1)

Post(Y1)

D

D2

1

30

78

48

2304

2

33

83

50

2500

3

25

95

70

4900

4

45

70

25

625

5

30

80

50

2500

6

48

80

32

1024

7

33

90

57

3249

8

53

85

32

1024

9

55

88

33

1089

10

28

90

62

3844

11

33

73

40

1600

12

18

80

62

3844

13

18

90

72

5184

14

48

90

42

1764

15

33

88

55

3025

16

30

78

48

2304

17

30

78

48

2304

18

35

80

45

2025

19

30

75

45

2025

20

38

85

47

2209

21

50

70

20

400

22

33

83

50

2500

23

35

80

45

2025

24

15

73

58

3364

25

30

73

43

1849

26

40

88

48

2304

27

30

90

60

3600

28

30

83

53

2809

29

18

80

62

3844

30

45

70

25

625

Jml

1019

2446

1427

72663

 

b.      Substitusi persamaan t hitung

 

c.       Menarik kesimpulan

nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul

 

C.    PRAKTIK STATISTIK SECARA EXCEL TERHADAP KASUS

a.      Membuat hipotesis penelitian

·         H0 = Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

·         H1 = Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

 

b.      Menentukan kriteria pengujian

·        P value < 0,05 maka H0  ditolak yang artinya terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

·       P value > 0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

 

c.       Menguji statistik

·         Input data yang akan dianalisis pada program excel

·         Klik “Data” lalu klik “Data analysis” kemudian muncul tampilan sebagai berikut

·         Pilih t-test paired two sample means, kemudian muncil tampilan sebagai berikut

·         Masukkan variabel range, kemudian klik OK sehingga muncul hasil analisis.

d.      Menarik Kesimpulan

Nilai p value = 0,00000000000000000112 atau p value < 0,005 sehingga P value < 0,05 maka H0  ditolak yang artinya terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

 

 

D.    PRAKTIK STATISTIK SECARA SPSS TERHADAP KASUS

a.      Membuat hipotesis penelitian

·         H0 = Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

·         H1 = Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

 

b.      Menentukan kriteria pengujian

·     P value < 0,05 maka H0  ditolak yang artinya terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

·     P value > 0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

 

c.       Menguji statistik

·         Input data pretest dan posttest pada spss

·      Klik “Analize” kemudian pilih “Compare Means” dan “Paired sample t test” sehingga muncul tampilan berikut



·         Masukkan masing-masing variabel kemudian klik OK sehingga muncul

d.      Menarik Kesimpulan

Nilai p value = 0,000 atau p value < 0,005 sehingga p-value < 0,05 maka H0  tidak diterima dan berarti terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan modul.

 


 

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Statistik parametrik merupakan salah satu jenis dari statistik inferensial yang digunakan guna mengambil kesimpulan dari sebuah permasalahan berdasarkan parameter-parameter tertentu yang ada dalam populasi. Pengujian dengan statistik parametrik harus memenuhi beberapa uji prasyarat normalitas dan homogenitas serta berasal dari data berskala interval dan rasio. Salah satu jenis analisis statistik parametrik yang lazim digunakan adalah t test yang terdiri dari independent sample t test, paired sample t test, dan single sample t test. Ketiganya dapat digunakan pada kondisi sampel yang berbeda.

 

B.     SARAN

Saran bagi pembaca sebaiknya memperbanyak sumber bacaan lain unruk memperkuat pemahaman mengenai analisis statistik parametrik dan menghubungkan isi sumber bacaan dengan isi makalah yang telah disusun.


 

DAFTAR RUJUKAN

 

[1]  S. Singgih, “Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS,” Jkt. PT Elex Media Komputindo, 2010.

[2]  A. Alsa, “Kontroversi uji asumsi dalam statistik parametrik,” Bul. Psikol., vol. 9, no. 1, 2001.

[3]  R. Ravid, Practical statistics for educators. Rowman & Littlefield Publishers, 2019.

[4]  D. C. Howell, Fundamental statistics for the behavioral sciences. Cengage learning, 2016.

[5]  R. A. Johnson dan G. K. Bhattacharyya, Statistics: principles and methods. John Wiley & Sons, 2019.

[6]  D. George dan P. Mallery, IBM SPSS statistics 26 step by step: A simple guide and reference. Routledge, 2019.

[7]  N. Leech, K. Barrett, dan G. A. Morgan, SPSS for intermediate statistics: Use and interpretation. Routledge, 2013.

[8]  N. Nurlaila dan L. Lufri, “The effect of guided inquiry learning models using the help of student activity sheet on the knowledge competency of students in class xi of SMAN 1 Sungayang,” dalam Journal of Physics: Conference Series, IOP Publishing, 2021, hlm. 012120.

[9]  A. Malik dkk., “Enhancing problem-solving skills of students through problem solving laboratory model related to dynamic fluid,” dalam Journal of Physics: Conference Series, IOP Publishing, 2019, hlm. 032010.

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJI MANCOVA : PARAMETRIK