Review Artikel - Two Way Anava

 Blended learning model: The effect on physics problem-solving skills viewed from self-efficacy

 

DOI                 : doi:10.1088/1742-6596/1796/1/012014

Penulis            : Agus Susanti, Rahma Diani, Rina Budi Satiarti, Rohimatun Munawaroh,  Dwi Fujiani

Link Jurnal    : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1796/1/012014/meta

 

Pendahuluan

Pemecahan masalah adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman. Guru dituntut untuk memperhatikan langkah-langkah proses pemecahan masalah agar mudah dipahami dengan menyajikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Wawancara yang dilakukan dengan guru fisika di SMA Al-Azhar menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa rendah dan tidak pernah mengukur dan melatih keterampilan pemecahan masalah tertentu. Hal ini berdasarkan hasil pembelajaran siswa yang tidak menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan menerapkan model blended learning yang merupakan perpaduan antara pembelajaran konvensional dan e-learning. Peneliti menerapkan prosedur pemecahan masalah sesuai prosedur Poyla, yaitu memahami masalah, menentukan rencana strategi pemecahan masalah, menyelesaikan masalah, dan mengkaji ulang proses dan hasil.

 

Metode

Penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Populasi adalah siswa kelas X IPA. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik random sampling dan kelas X IPA 1 menjadi kelas eksperimen serta kelas X IPA 5 menjadi kelas kontrol. Variabel independen dalam penelitian adalah model blended learning dan variabel variabel dependennya adalah keterampilan pemecahan masalah, dan variabel moderasinya adalah self-eficacy. Pengujian statistik untuk menguji hipotesis dilakukan dengan uji ANOVA 2 arah.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa Blended Learning Model dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hasil analisis pada efikasi diri siswa diperoleh hasil sebagai berikut:


Ditinjau dari masing-masing indikator menunjukkan bahwa kelas eksperimen dengan menggunakan Blended Learning Model memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol seperti pada gambar di bawah.


Analisis selanjutnya dengan uji anava dua jalur dan didahului dengan melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas.



Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa bahwa data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol baik pretest maupun posttest berdistribusi normal. Selanjutnya berdasarkan hasil uni homogenitas menunjukkan bahwa data homogen. Karena data ebrdistribusi normal dan homogen maka dapat dilakukan uji anava dua jalur dan didapatkan hasil sebagai berikut.


Uji hipotesis pertama untuk menganalisis pengaruh Blended Learning Model terhadap tinggi dan rendahnya efikasi diri dan didapatan nilai p value 0,000 (sig<0,05) sehingga H0A ditolak. Hasil uji hipotesis terhadap efikasi diri tinggi dan rendah diperoleh nilai P-value signifikan sebesar 0,000 (sig >< 0,05) dan disimpulkan terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah dengan tinggi rendahnya diri siswa. Hasil uji hipotesis interaksi model pembelajaran dan self-eficacy terhadap keterampilan pemecahan masalah diperoleh p-value sebesar 0,261 (sig > 0,05) sehingga tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan model pembelajaran. efikasi diri pada keterampilan pemecahan masalah.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pertama, terdapat pengaruh penggunaan model blended learning terhadap keterampilan pemecahan masalah ditinjau dari efikasi diri. Kedua, terdapat pengaruh efikasi diri terhadap kemampuan pemecahan masalah, dan ketiga, tidak terdapat interaksi antara model blended learning dengan efikasi diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJI MANCOVA : PARAMETRIK

Statistik Parametrik