Ringkasan Artikel - Uji Anova

 

Discovery Learning Berbantuan Schoology : Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis


Penulis             : Zelin Norma Resty, Muhardjito, Nandang Mufti

EISSN             : 2502-47X

Ejurnal            : http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/

 

Link Jurnal :http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/12040

Link Artikel :http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/12040/5700


Kebaruan Artikel

Penelitian discovery learning berbantuan Schoology pada kemampuan berpikir kritis yang melibatkan jenis kelamin karena penelitian ini masih jarang dilakukan dan diteliti sehinggatermasuk dalam kebaruan penelitian.

Pendahuluan

Berpikir kritis dibutuhkan sebagai kemampuan tingkat tinggi pada masa sekarang dan masa mendatang. Berpikir kritis dipandang sebagai proses kognitif (Tiruneh, Verburgh, & Elen, 2014) yang melibatkan penarikan kesimpulan (Arslan, 2015; Astuti, Suyanta, Lfx, & Rohaeti, 2017) dari suatu masalah. Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa diketahui masih rendah.Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi lemahnya pemahaman siswa dalam fluida statis diantaranya kombinasi pendekatan scaffolding (Koes-H, et al., 2018), pengembangan bahan ajar berbasis penelitian (Loverude, Heron, & Kautz, 2010), dan analisis teori sederhana dan prosedur eksperimen (Ganci, 2008).

Selain itu Berdasarkan penelitian Hilyana & Hakim (2018) membandingkan e-learning berbasis Schoology dengan pembelajaran konvensional untuk mengintegrasikan pendidikan karakter pada kelas fisika. Akan tetapi, penelitian discovery learning berbantuan Schoology pada kemampuan berpikir kritis yang melibatkan jenis kelamin masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran dan jenis kelamin terhadap kemampuan berpikir kritis pada fluida statis

 

Metode

Penelitian yang digunakan adalah dengan rancangan penelitian deskriptif dan eksperimen semu. Penentuan kelompok pada penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Kelompok pertama digunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan schoology dan kelompok kedua menggunakan model pembelajaran discovery learning. Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil posttest kemampuan berpikir kritis setelah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan ANOVA dua jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Uji prasyarat dilakukan pada data sebelum dilakukan analisis secara menyeluruh. Uji prasyarat meliputi uji normalitas pada standardized residual, uji homogenitas, dan uji korelasi.


Hasil dan Pembahasan

Data hasil penelitian ini diperoleh dari test kemampuan berpikir kritis setelah dilaksanakan pembelajaran.

Tabel 1 menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran kegiatan guru dan kegiatan siswa adalah lebih dari 75,0%. Perolehan keterlaksanaan kedua pembelajaran tersebut diperoleh kategori “Baik”. Hasil uji prasyarat data penelitian ditunjukkan

Hasil uji ANOVA dua jalur didapatkan

Pada tabel 3 faktor model pembelajaran diperoleh signifikansi 0,012 < 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis. Faktor jenis kelamin diperoleh signifikansi 0,133 > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan interaksi model pembelajaran dengan jenis kelamin diperoleh signifikansi 0,880 > 0,05 yang disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil menunjukkan hanya faktor model pembelajaran yang memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan nilai Partial Eta Squared diketahui discovery learning berbantuan Schoology dan discovery learning hanya memberikan pengaruh 9,3%.

 

Kesimpulan

Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dengan discovery learning dengan discovery learning berbantuan Schoology. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh hasil uji ANOVA dua jalur dengan F = 6,124 dan signifikansi 0,012 < 0,05. Adanya perbedaan menunjukkan bahwa model pembelajaran discovery learning dengan discovery learning berbantuan Schoology memiliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis sebesar 9,3%. Rata-rata kemampuan berpikir kritis kelompok discovery learning berbantuan Schoology lebih tinggi daripada kelompok discovery learning. Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yang ditunjukkan pada hasil uji ANOVA dua jalur dengan F = 1,325 dan signifikansi 0,133 > 0,05. Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan. Interaksi antara model pembelajaran dan jenis kelamin juga tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dengan hasil uji ANOVA dua jalur F = 0,264 dan signifikansi 0,880 > 0,05. Hasil mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir kritis hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis pada discovery learning berbantuan Schoology lebih tinggi daripada discovery learning. Berdasarkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis tersebut menunjukkan bahwa discovery learning berbantuan Schoology dapat membantu siswa dalam kemampuan berpikir kritis untuk memahami materi fluida statis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJI MANCOVA : PARAMETRIK

Statistik Parametrik